Pianist(KBS movie favorit)
드라마 스페셜 - 피아니스트
Directed by :
Moon Joon-ha (문준하)Screenplay by :
Park Eun-yeong-I (박은영)Cast
Han Ji-hye (한지혜),
Minho (민호),
Choi Philip (최필립),...
"Sinopsis Part 1"
Cerita dimulai dari perjalanan paman dan Oh Jero yang mengendarai pick
up mengangkut sebuah piano. Jero bekerja sebagai teknisi piano. pamannya
bertanya, dia jatuh cinta padaku 'kan? Aku merasakan perasaan yang
begitu kuat. Apa kau tahu sesuatu tentang wanita?. Jero jawab, Paman,
apa kau begitu menyukai wanita?. Ada sesuatu tentang mereka, ya, Aku
hidup untuk mengencani mereka, sahut Paman. Jero hanya tertawa dan
pamannya minta dibelikan rokok.

Mereka
mampir di sebuah kedai untuk membeli rokok. Jero yang sedang makan es
krim, tiba-tiba saja ditabrak oleh seorang wanita, recehannya pun jatuh.
wanita itu membeli sepasang stocking dan masuk ke bagian belakang kedai
untuk memakainya. Jero yang sedang mengambil uang recehannya yang
jatuh, tak sengaja melihat wanita yang sedang memakai stocking itu. Ia
terpana(melongo maksudnya).

Wanita itu merasa dilihatin, trus melihat Jero dan bergegas keluar dari kedai.

Jero pun segera keluar, kembali ke mobilnya. Pamannya nanya, mana rokoknya? Jero diam saja, trus Pamannya berteriak minta rokok.
Wanita
tadi sepanjang jalan berlari untuk segera sampai di sekolah. Wanita itu
bernama Yoon Insa. Ia menunggu lampu merah mau menyeberang jalan. Tanpa
disadarinya, Jero juga lewat situ, berhenti karena lampu merah dan
masih berkutat dengan pamannya yang minta rokok.

Di
sekolah, Insa sedang berjalan bersama wakasek. Wakasek itu bilang kalo
kontrak Insa di sekolah itu akan segera berakhir dan tak pasti
diperbarui lagi. Ia juga bilang kenapa Insa membuat para orang tua wali
komplain. Insa pun hanya menjawab ya dan ya. Wakasek melanjutkan,
akhir-akhir ini banyak anak-anak yang tidak mengambil sampah mereka di
koridor. Wakasek pun harus mengambil sampah-sampah tersebut, dan wakasek
tampak kesakitan saat membungkuk ngambil sampah.

melihat
hal itu, Insa menawarkan diri untuk mengambili sampah-sampah di
koridor. Ada anak-anak yang melihatnya terus menyapanya. Tiba-tiba
ponselnya berdering, dan Jung Woo pacarnya menelepon.
Insa dan pacarnya dinner di sebuah resto. Jung woo bilang kalo pemilik
resto begitu menyukai piano. Insa bilang, aku tahu, impianku adalah
menjadi seorang pianist. Jung Woo nanya kenapa kamu menyerah?. Kau tahu,
aku tak berbakat dan tak punya uang. Jung woo bilang, akan menarik jika
Insa bisa mulai belajar dan yakin kalo dia akan berhasil. Lalu kenapa
tidak dicoba?. Insa bilang sudah terlambat, tahun depan dia akan berusia
30 tahun.
Jung woo menarik keluar sebuah kotak kecil dan memberikannya pada Insa.

Ia
meminta ma'af pada Insa bahwa dia tidak bisa menemaninya saat ulang
tahun Insa. Insa mengambil kotak itu dan sedikit berharap itu cincin
(sepertinya, kalo ngeliat ekspresinya). Begitu dibuka, jeng jeng,
ternyata isinya anting. Insa sedikit kecewa.

Di
mobil, Jung woo bilang kalo dia gak bisa nganter Insa pulang karena
dapat telefon dari RS. Insa bilang tak apa. Jung woo bilang kalo dia
akan ada di Boston selama satu bulan untuk melaksanakan penelitian
dengan profesor Park. Insa mengerti lalu keluar dari mobil. kemudian dia
balik masuk lagi dan tanya ke Jung Woo, bagaimana dengan hubungan
mereka? ia menegaskan tentang pernikahan.
Jung
woo bilang untuk bersabar sebentar. Dia bilang kalo ortunya merancang
sebuah perjodohan untuknya dengan seorang dokter dan sepertinya dia tak
bisa menolak. Dia meminta Insa agar memahami situasinya tapi dia yakin
ortunya akansegera menyerah. Insa bilang menyerah? Aku seperti perampok.
Kenapa aku harus mengharapkanmu dan orang tuamu? ayo kita akhiri saja.
Kita putus. Lalu Insa keluar dari mobil dan jungwoo mengejarnya.

Jung
woo bilang kita sudah pacaran 5 tahun. Masa-masa kita bersama selama
ini apa tak berharga bagimu. Insa bilang tidak begitu berharga,
menunggumu, aku seperti idiot, begitu bodoh dan buang-buang waktu. Jung
woo bilang kau pikir ini tak berat bagiku, baiklah kita putus, dan
segera kembali ke mobil, pergi. Insa yang jalan kaki sadar kalo tasnya
masih di mobil Jung woo.


Terus
dia teriak-teriak biar Jung woo berhenti sampai ngelempar kedua
sepatunya ke mobil Jung woo. Jung woo trus jalan tak menggubrisnya. Insa
nangis sambil teriak-teriak dan makin nagis lagi pas liat sepatunya
dilindes pick up.

Sopir pick up turun, dan itu adalah Jero.

Dia
memberi tumpangan pada Insa yang gak pake sepatu. Di mobil, Insa
menelepon seseorang mengabarkan kalo dia ada di mobil Jero dan bilang
kalo terjadi sesuatu pada dirinya, segera telefon polisi. Insa nanya ke
Jero, apa dia teknisi piano?. Jero bilang ya. Jero bingung di mobil, dan
akhirnya nyetel radio. Terdengar suara yang begitu sedih, jadi dia
matikan radionya. Insa menghidupkan lagi radionya dan mendengarkan
sambil meratapi nasibnya.
Begitu sampai di depan rumah, jJero
mengambil sesuatu didasbor depan Insa. Insa sedikit kaget, mengira Jero
ngapain. Ternyata Jero ngambil kain dan staples, lalu membuatkan sepatu
untuk Insa.

Insa bilang sepatunya bagus dan berterimakasih. Terima kasih, serona piano-ssi. Jero melihat Insa pergi.
" Pianist PArt 2"
Seusai mengantar Insa, Jero segera pergi ke sebuah tempat yang
memanggilnya untuk memperbaiki piano. Ternyata tempat itu adalah resto
dimana Insa dan Jung woo dinner bareng. Manajer resto mendatangi Jero
dan tanya kenapa terlambat?. Jero mengatakan ada sesuatu yang harus
diselesaikannya tadi. manajer melanjutkan bahwa pianonya tidak beres dan
pianist mereka hanya mempercayai Jero untuk memperbaikinya. Lalu ia
bilang harus pergi karena mau makan dengan anaknya. Jero mengerti dan
setelah manajer pergi ia mulai memperbaiki piano.

Setelah
selesai, Jero memandang ke sekelilingnya, ternyata tidak ada orang. Ia
pun memainkan piano tersebut dan hasilnya benar-benar daebak. Kelihatan
kalo dia sungguh mahir main Piano.


Di
rumah, saat Jero sedang memperbaiki piano, pamannya datang. Pamannya
bilang sebagai anak sma yang dropped out di tahun keduanya, kupikir kau
perlu menjalani student day untuk belajar bagaimana mengencani seorang
gadis.

Anak sma berkencan di kampus. Kau sudah berusia 21 tahun. Bagaimana
bisa kau jadi begini?. Jero menjawab, Kampus? itu hanyalah halaman
sekolah saja. Pamannya jawab kalo kampus atau halaman sekolah sama saja
artinya. Hidupmu akan berjalan mulus tanpa ayahmu. Jero hanya bilang,
lagi. Paman melanjutkan, kau akan lulus sma seperti yang lainnya, siapa
tahu kau bisa kuliah. Lalu paman meminta Jero untuk memainkan pianonya,
yang bagian Jang Yoonjung. melihat Jero tidak menggubrisnya, Paman
bilang kalo lebih baik dia memukul balok untuk menari, lalu pergi.


Setelah
paman pergi, Jero mendapat telefon dari Insa untuk datang ke sekolah
tempat Insa mengajar. Insa memintanya untuk memperbaiki piano dan tanya
kapan kira-kira selesainya. Jero bilang mungkin besok.

Lalu,
salah satu murid Insa masuk, dan mereka pun mulai berlatih. Anak
tersebut beberapa kali membuat kesalahan dan bilang pada Insa kenapa
tidak menyadari kesalahan yang dibuatnya. Ia juga bilang kalo Insa bukan
guru yang baik. Insa bilang karena terlalu banyak kesalahan yang dibuat
anak itu, ia tidak bisa menegurnya terus-terusan. akhirnya Insa
menyudahi latihan mereka hari itu.


Keesokannya,
Jero sedang bersiap-siap mau pergi ke sekolah. Pamannya bilang dulu
saat sekolah, Jero gak pernah berangkat sekolah, tapi sekarang Jero
malah tiap hari pergi ke sekolah. Dia juga tanya ada apa dengan rambut
Jero. Rambut Jero klimis soalnya. Jero merapikan rambutnya.
Di
sekolah, Jero melihat Insa sedang ditegur oleh wakasek. wakasek bilang
apa Insa mau dipecat?Mengajar tanpa perencanaan? Insa menjawab kalo
muridnya belum cukup baik untuk latihan Czerny 40. Wakasek malah bilang,
kalo murid-murid sudah belajar selama dua tahun masa belum bisa, itu
artinya kesalahan gurunya. Ini akan jadi evaluasi bagimu, kata wakasek
dan pergi.
Anak yang kemarin berlatih lagi dan membuka buku musiknya
dibagian chopin. Insa bilang kalo dia tidak bisa melakukannya. Anak itu
jawab, bukan dia yang akan memainkannya melainkan Insa. Ia juga
mengatakan bahwa ia akan merekam permainan piano Insa karena ibunya
ingin tahu seberapa bagus permainan piano Insa.

Insa
tertohok. kemudian Insa bilang kalo seorang pianist juga perlu
berlatih. Anak itu memandangnya untuk menegaskan bahwa Insa harus
memainkannya. Insa pun memainkannya. Namun hasilnya tidak bagus. Anak
itu bilang kalo dia akan keluar kelas, karena mungkin Insa tidak bisa
melakukannya dengan baik karena ada orang melihatnya.

Insa
tertohok. kemudian Insa bilang kalo seorang pianist juga perlu
berlatih. Anak itu memandangnya untuk menegaskan bahwa Insa harus
memainkannya. Insa pun memainkannya. Namun hasilnya tidak bagus. Anak
itu bilang kalo dia akan keluar kelas, karena mungkin Insa tidak bisa
melakukannya dengan baik karena ada orang melihatnya.


Di
luar anak itu menguping di balik pintu bersama seorang temannya.
Temannya bilang kalo Insa gak bakal bisa memainkannya. Di dalam kelas,
Jero melihat Insa, dan memainkan piano menggantikan Insa dengan
menakjubkan. Insa pun takjub. Kedua anak yang diluar pun bilang daebak,
bahkan semua guru yang sedang berada di kelas samping pun ikut takjub
mendengar permainan piano tersebut. mereka semua berkumpul di depan
pintu. begitu suara piano tidak terdengar lagi, mereka membuka pintu dan
melihat Insa sedang duduk di depan piano, seakan Insa-lah yang
memainkannya. tanpa sepengetahuan mereka, ternyata Jero yang sebenarnya
memainkan piano itu sedang jongkok di bawah piano. hahaha. Nice boy.

"Pianist Part 3"
Setelah Jero memainkan piano dan membuat semua siswa dan guru
terpesona, ia dan Insa keluar. di luar Insa memperkenalkan dirinya dan
bertanya apa Jero belajar piano dan menyukai chopin. insa mengatakan
bahwa chopin-lah yang membuatnya ingin belajar piano. Jero bilang kalo
dia main piano hanya untuk kesenangan saja. Insa lalu bilang bahawa Jaro
beruntung karena dia adalah salah seorang yang punya bakat dalam piano.
Mungkin hanya Insa-lah yang tidak berbakat. lalu Insa tanya, apa Jeri
bisa memperbaiki piano yang sudah sangat tua?
Insa
sedang merapikan rumahnya, dan bel berbunyi, ternyata Jero yang datang
untuk melihat piano tua Insa. saat menekan salah satu tuts, ada tuts
yang tidak bunyi. Insa tanya apa jero nggak bisa memperbaikinya? Jero
bilang kalo dia akan mencobanya. Di bengkel piano, paman Jero bilang
selama 20 tahun dia jadi tukang service piano di Incheon, belum pernah
dia melihat piano serusak itu. Jeri bilang kalo mereka bisa
memperbaikinya dengan mengganti beberapa bagian. Pamannya hanya menganga
dan bilang kalo Jero bukan memperbaiki piano tapi membuat piano.
Insa
mendapat pesan dari agen asuransi yang mengucapkan selamat ulang tahun
padanya. setelah itu, ponselnya kembali berdering. Jero menelfonnya dan
dengan sedikit ragu, mengajak Insa makan Jajangmyeon. Jero setengah
berharap Insa menolaknya, namun Insa menerima tawarannya. Di kedai, Jero
makan dengan lahap (kayak orang kelaparan), Insa memandanginya lalu
bilang kalo ada sesuatu di pipi Jero (cemot), Jero tak berhasil
menghapusnya, lalu Insa membantu membersihkannya dengan tisu. Jero
megangin pipi yang tadi dibersihkan.
Setelah
itu mereka jalan-jalan. Insa tanya berapa usia Jero. Jero bilang usianya
25 dan Insa bilang kalo usianya 26. Jero lalu bilang kalo sebenarnya
usia juga 26 karena orang tuanya salah mendaftarkan tanggal lahirnya.
Insa lalu cerita kalo dia ingin menjadi seorang pianist. namun, gadis
miskin sepertinya tidak akan mungkin mendapat kesempatan itu. akhirnya
dia memutuskan untuk menjadi guru yang baik. ia juga bilang kalo dia
bukan pegawai tetap dan tanya apa yang Jero cita-citakan. Jero hanya
ingin hidup tidak seperti ayahnya. Insa lalu bilang kalo harini dia
berulang tahun.
Jero mengajak Insa ke gudang,
disana ada piano. Jero memainkannya dan itu adalah hadiah ulang tahun
untuk Insa darinya. setelah memainkannya, Jero bilang kalo Insa adalah
orang pertama yang mendengarnya main piano. Insa ternyata menangis
terharu. saat ditanya kenapa sama Jero, insa tidak mengatakan apa-apa,
lalu Jero menciumnya. Insa pun bilang kalo sebenarnya usianya bukan 26,
dan jero pun mengaku kalo sebenarnya usianya bukan 25.
lalu mereka pulang dengan perasaan lebih bahagia. saat mau tidur Jero teringat-ingat sama kejadian tadi. haha.
0 komentar:
Posting Komentar